Selasa, 29 April 2025

Apakah Era 2023-2024 Yamaha Bisa Dibandingkan Dengan Era 2003-2004?

TMCBLOG.com – Di kejuaraan dunia MotoGP, kondisi Yamaha tahun 2003 memiliki beberapa kesamaan dengan kondisi Yamaha dua puluh tahun kemudian yakni di 2023. Di kedua era ini Yamaha sama-sama mengakhiri musim tanpa kemenangan. Tahun 2004 Yamaha melakukan perubahan yakni dengan mendatangkan pembalap fenomenal, Valentino Rossi dari Honda, sementara di 2024 Yamaha juga ditengarai melakukan banyak perubahan namun berada di tataran pendekatan terhadap development motor dengan mendatangkan banyak ahli dari Eropa khususnya terakhir dari Ducati seperti yang dijelaskan menjadi 3 fase oleh Lin Jarvis pada artikel terakhir. Namun apakah kedua era ini (2003-2004 dan 2023-2024) bisa di-komparasikan (diperbandingkan)?

Adalah kembali Managing Director Yamaha Motor Racing – Lin Jarvis via Crash.net yang menjelaskan perbandingan kedua era ini yang kebetulan ia menjalani kedua-duanya. “Ini bukan perbandingan langsung karena fenomena kepindahan Rossi ke Yamaha pada tahun 2004 adalah hal yang besar, itu juga merupakan pertaruhan besar dan resiko yang besar, dan itu juga membuat kami mendesain ulang sepeda motornya. Dan itu memulai era baru,” begitu Lin memulai penjelasannya.

“Tetapi perbandingannya adalah pada tahun 2003 kami mengalami musim yang sangat sulit. Kami tidak memenangkan satu balapan pun dan kami tidak berada di peta [persaingan]. Kami tidak berada di tempat yang kami inginkan, jadi kami harus melakukan perubahan.”

“Dalam hal ini, kami memahami perubahan yang paling penting… Jika saya ingat, kami melakukan diskusi ini dan kami mengatakannya. ‘Apa pun yang kami ubah, jika kami tidak memiliki orang itu yang duduk di kursi kami, kami tidak punya peluang’. Sebab Valentino merupakan fenomena saat itu. Sejauh ini dia adalah pemimpinnya.”

“Sekarang situasinya sangat berbeda. Ada banyak sekali pebalap kompetitif dan kami mengalami musim yang sulit [pada tahun 2023] tetapi kami tidak jauh tertinggal dalam hal level teknis. Namun kita kehilangan banyak sekali item, elemen, dan tempat. Dari sudut pandang itu, kami pasti harus berubah jika ingin kembali kompetitif.”

“Jadi saya tidak mau bilang [ini adalah] era baru. Mungkin terlalu berlebihan. Tapi pendekatan baru, sistem baru, kolaborasi baru. Dan di sinilah kami percaya bahwa dengan adanya Yamaha Motor Racing, perusahaan yang berbasis di Italia, kami memiliki banyak insinyur yang berbasis di Italia, kami terus meningkatkan jumlah insinyur setiap tahunnya.”

“Jadi dengan memiliki insinyur baru di tingkat atas, kita dapat meningkatkan dan memanfaatkan yang terbaik dari kedua dunia. Agresi terbaik Italia dan Eropa dengan kualitas dan ketepatan pendekatan Jepang. Jadi ini yang kami harap nantinya bisa menjadi keuntungan bagi kami.”

  1. Zaman dan perkembangan teknologi berubah jauh…
    Sekarang teknologi makin rumit, complicated dan makin detail.
    Porsi skill manusia mulai berkurang jauh dibanding porsi teknologi.

    Skill dan ketrampilan sekarang-pun lebih banyak porsinya untuk mensinkronkan dan kolaborasi dengan kecanggihan dan kerumitan teknologi.

  2. Rossi is Rossi. Sejarah membuktikan beliau memang “ISTIMEWA” dengan segala magic dan talenta nya. Di Honda aja udah ngg kebendung, loncat ke Yamaha, tetap jadi yang terdepan.
    Tapi sekarang, Gap antara Ducati dan kompetitor sangat jauh. Ditambah sharing informasi antar Ducati yang membuat persaingan lebih merata di antara rider nya. Ditambah banyak faktor bukan hanya mesin dan rider, tapi Elektronik, aerodinamika, crew chief dan mekanik, support factory, semua kayak potongan kue yang seimbang. Karena itu, kalau mau maju, tidak bisa mengandalkan 1 paket saja (seperti Yamaha yang mengandalkan faktor FQ20 dan Honda 2023 yang mengandalkan faktor MM93).
    Aprilia, bahkan KTM aja, cuma ketinggalan faktor rider.
    Cuma Ducati yang punya paket komplit dan advance saat ini.

  3. Dan kartu koentji skrng ada di Marc.. tp dgn suombhong’y,, kami gak butuh keluarga Marc.. Dan ace rider yg skrng cmn bisa ngeluh2.. pwr2 kurang, sementara test rider mrk.. pwr cukup, tinggal max akselerasi biar bisa kabur.. Dan manfaatkan speed corner. ^_^

  4. Yamaha makin ketinggalan, apalagi pembalap fenomenal si Marc93 sekarang ada di Ducati, ditambah lagi pecco yang makin matang dengan motor Ducatinya, ada juga si pedro acosta si anak ajaib. Bisa dibilang Yamaha hanya bisa plonga plongo lihat motor eropa khususnya Ducati ada didepannya.
    Yamaha lawan sepadannya hanya Honda, klu dengan motor eropa jangan harap 😁😁😁

  5. Perbandingannya emang jauh, selain karena ada Rossi, juga waktu itu mekaniknya diboyong. Ditambah Furusawa dan satunya lagi siapa itu yang jadi sosok kunci perubahan M1 waktu itu. Ditambah Rossi juga sempet test diam2, jauh sebelum test pramusim. Kalopun cuma boyong Rossi, gak ada Furusawa dan perubahan besar di waktu itu ya lain ceritanya.

  6. Padahal dibanding Honda, Yamaha pabrikan Jepangan yang jauh lebih dulu ikut ngebagi dengan punya tim test di Eropa

    Entah kenapa, tunggu dipermalukan luar dalam, baru mereka bongkar pasang. Itu juga saya yakin masi ada “next step” dari bongkar pasang ini

  7. M1 rossi gauloises biru dengan knalpot panjang termignoni paling keren dan legend,aerodinamis dgn ecu klop jepun..
    Coba M1 2024 bikin model gini lg ya

  8. Yang paling mrncengangkan saat itu, terlepas dari konflik internal HRC, kok mau2nya Rossi pindah dari motor jaminan juara ke proyek yg belum jelas gitu.
    Bukan cuma 3-4 besar, ini semacam proyek dari nol lagi. Eh kok langsung back to back menang. Ganti motor, pindah konfigurasi, motor baru lahir.
    Goks!!!! Inget bgt jaman segitu ngandelin late brake di cornering.
    Gimana kagak auto lejen itu si kakek.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

TERBARU

KONTEN PILIHAN

POPULER