anakita.id – Cacar air merupakan penyakit yang sering dialami anak-anak. Penyakit ini ditandai munculnya ruam melepuh berisi cairan dan terasa gatal. Meski sudah diimunisasi, anak tetap bisa terkena cacar air, tetapi biasanya relatif lebih ringan. Anak-anak yang sudah terkena cacar air bisa mengalaminya lagi saat dewasa, terutama bila daya tahan tubuh lemah.
Cacar air (varicella atau chickenpox) disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster, yang termasuk dalam famili virus herpes. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cacar air bisa menjadi serius, terutama bila mengenai bayi, remaja, orang dewasa, ibu hamil, dan mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.
Penyakit ini sangat mudah menular, salah satunya melalui udara, saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk. Juga bisa menular jika tersentuh cairan dari lepuhan ruam. Penularan tersebut, menurut National Library of Medicine (NLM), kebanyakan terjadi dalam 1-2 hari sebelum ruam lepuhan muncul dan ketika ruam sudah kering. Itu sebabnya orang yang terkena cacar air harus diisolasi atau beristirahat di rumah, guna mencegah penyebaran virusnya.
Ruam cacar air muncul sekitar 10-21 hari setelah kontak dengan orang yang terinfeksi. Masa sakit berkisar 5-10 hari. Anak-anak umumnya pulih dalam waktu seminggu. Berat ringannya gejala cacar air tergantung pada daya tahan tubuh. Dengan asupan nutrisi yang baik dan cukup istirahat, gejala akan relatif ringan dan infeksi pun cepat berlalu.
Orang tua kadang takut memandikan anak yang terkena cacar air. Takut ruamnya pecah atau makin merebak, dan anak tak kunjung sembuh. Padahal ini pikiran yang keliru. Mandi justru dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah infeksi bakteri. Ke dalam air mandi bisa ditambahkan larutan antiseptik. (dys)